20
Mei
09

Anisa Arizka

Padangpanjang, 21 Mei 2009

“ Apabila budak perempuan melahirkan tuannya dan ketika pengembala kambing yang telanjang kaki serta kekurangan pakaian tinggal di gedung – gedung tinggi”

  • Hadist Riwayat Muslim dari Umar bin Khaththab Radhiallaahu ‘anhu
  • Yang diriwayatkan oleh Ahmad dari Ibnu Abbas

“Aku tidak melihat dia mencitai atau dicintai oleh seseorang kecuali olehku”

anisarizka

anisarizka

Anisa anak yang dibesarkan dalam lingkungan agama, ia sangat mengenal dan memahami ajaran tuhan. Arizka adalah tetangga sebelah rumah Anisa yang umurnya berbeda satu tahun, dimana mereka sering bermain, bercanda, belajar, bahkan mandi bersama. Keluarga mereka sangat dekat. Orangtua Anisa dan Arizka bekerja di kantoran, mereka tidak punya banyak waktu bersama anak – anaknya dirumah. Sehingga menyebabkan Anisa dan Arizka sering ditinggal sendiri di rumah. Hal ini menyebabkan mereka menjadi saling dekat, banyak orang mengatakan kalau mereka adalah saudara yang dipisahkan antara dua rahim. Arizka adalah seorang kristiani yang bercita-cita di hari tua menjadi penyanyi gereja, sebagai bentuk akhir dari pengabdian hidupnya. Saat menjadi remaja Anisa mangatakan  “aku perempuan suci”, laki – laki bukan muhrimnya seperti itu agamanya mengajarkan. Arizka membalas  “bagaimana dengan aku? agamaku tidak mengajarkan demikian”. Anisa mengulangi perkataannya dengan kalimat baru “aku dan kamu memang berbeda agama, tapi kamu aku adalah perempuan.. ya.. perempuan – perempuan yang suci”. Arizka tidak menjawab,  Anisa mengulangi satu kata dengan lembut.. dan membisikannya ke telinga Arizka “kita adalah perempuan – perempuan yang suci”.

Sejak menjadi dewasa, mereka mulai menutup diri dengan lingkungan. Hubungan emosional yang terjalin beberapa belas tahun menimbulkan kasih sayang begitu mendalam. Bukan hanya hubungan emosional/ batin, kontak fisik mulai terasa, akhirnya hubungan seksual menjadi kebutuhan batiniyah.

anisarizka

anisarizka

Tidak lama lagi usia Anisa bertambah satu, dimana seminggu sebelum Anisa berulang tahun orang tuanya memiliki tradisi yang berbeda dalam menunjukan kasih sayang kepada anaknya. Anisa cek up seluruh kesehatannya, dan itu dilakukan setiap tahunnya. Arizka tau akan kegiatan tahunan yang dilakukan oleh Anisa, tapi Arizka tidak pernah tau bagaimana hasil sebenarnya. Anisa hanya bilang apa yang dikatakan oleh orangtuanya kalau ia baik – baik saja, sehat bebas dari penyakit.  Anisa sendiri juga tidak pernah tau, seperti apa hasil cek up nya, kertas – kertas yang dari dokter itu disimpan oleh orangtuanya dan tidak pernah diperlihatkan. Berapa tahun berjalan ia tidak pernah peduli akan diagnosanya. Tapi sekarang, saat umurnya akan genap 20 tahun Anisa penasaran dan ingin tau bagaimana sebenarnya keadaannya. Sehari setelah cek up Anisa pergi ke rumah sakit tersebut, ia mencari dokter untuk meminta hasil diagnosa  tapi pada hari itu dokter tidak berada di tempat. Ia mencoba lagi hari kedua hingga sampai hari ketiga ia juga tidak menemui dokternya. Anisa mencoba untuk bertanya ke bagian ADM, tapi mereka tidak akan memberi tahu tanpa seizin dari dokter.

anisarizka

anisarizka

Setiba di rumah, Anisa membuka laci meja yang berisi tumpukan kertas berupa cacatatan hariannya yang terakhir ditulis saat ia berumur 17 tahun. Sejak itu juga ia tidak pernah membuka laci mejanya, Anisa kaget ketika ia melihat beberapa lembar kertas. Karena sewaktu ia masih sering menulis dan membuka laci meja Anisa tidak pernah mendapat catatan yang membuat ia tidak bisa berbicara apa – apa. Rutinitas tahunannya itu berbuah hasil ketika berumur 18 tahun, untuk pertama kalinya catatan itu disimpan didalamnya. Dan catatan itu adalah hasil diagnosa kesehatannya dari umur 18, 19, sampai sekarang berumur 20 tahun. Dengan jelas tulisan itu mengatakan bahwa dokter memperkirakan sisa umur Anisa. Penyakit kanker payudara yang belum diketahui penyebabnya, telah menyerang Anisa diumur 18 tahun. Dan kini sudah stadium II, Anisa tidak percaya dengan ini dan ia mengurung diri seharian di kamar dan tidak mau berbicara dengan siapapun.

Sehabis shalat magrib Arizka datang ke tempat Anisa. Arizka sudah biasa lala lalung di setiap ruangan di dalam rumah Anisa. Ia langsung menuju kamar, tapi Arizka tidak bisa masuk pintunya dikunci. Ini tidak seperti biasanya “pintu dikunci jika mereka berdua berada dalam kamar”. Arizka mengetuk pintu, memanggil nama Anisa tapi tidak ada suara balasan. Arizka mencoba untuk menelfon tapi juga tidak ada jawaban. Arizka pergi pulang kerumah dengan keanehan pintu kamar Anisa.

Sudah beberapa hari Arizka tidak mendapat kabar dari Anisa.

Hari ke-6 Anisa mengirim surat ke Arizka, mengatakan bahwa ia pindah ke luar kota, dan tidak akan jumpa untuk selama – lamanya. Sejak pindahnya Anisa, Arizka menjadi orang yang pemurung dan pendiam. Dan ia sering membasahkan dirinya di dalam kamar mandi.

Dua hari lagi, Arizka berumur 25 tahun. Di malam hari ulangtahunya, Anisa datang. Tapi tidak membawa apa – apa. Setiap salah satu dari mereka berulangtahun, keduanya saling memberikan sesuatu yang spesial. Yang biasa mereka sebut sexual relations on the roses”.

Anisa menghidupkan lilin – lilin kecil yang dibakar di atas meja kaca di dalam kamar yang gelap. Tanpa nyanyian, iringan musik.

Anisa Arizka berdialog dengan kata yang diatur oleh bahasa.

>>

Anisa >>

Apa yang akan kau lakukan saat kau tahu bahwa ternyata hidupmu tidak akan lama lagi? Ya, mungkin ini sulit bagimu untuk membayangkannya. Kulitmu masih halus belum mengkriput, rambutmu masih hitam legam sama sekali belum memutih, jantungmu belum satu isakan masih sehat untuk memompa, dan gigimu masih rapi beridiri tegap ditempatnya. Tapi marilah kita berfikir sesaat, bahwa kematian bukanlah milik lansia, kematian adalah milik semua orang. Termasuk kita, kita.. kau dan aku, Arizka..

Arizka >>

Aku tahu..Anisa, kematian adalah rahasia, tanda tanya, misteri, dan kematian bukanlah tidur panjang. Semua manusia yang hampir mati tentu merindukan kedekatan dan kemesraan dengan orang yang dicintai? Apakah ini berarti kita tidak bisa mencium, membelai, merasakan, bermesaraan dengannya? Padahal cinta ini adalah sebuah kesucian yang lahir dalam kanvas tanpa wadah, apakah itu sebuah ketidakadilan?

Anisa >>

Apakah kita tau sebuah keadilan? Apakah kita punya sebuah keadilan untuk orang banyak? Bagaimana kehidupan setelah kematian, apakah sama dengan kelahiran sebelum kehidupan? Dan sekarang kita berada dalam ruang kehidupan yang salah.

Arizka >>

Ruang kehidupan ini yang salah? Bukan kita..? Ruang dan waktu ini yang salah, yang sudah menjadikan kita seperti ini.

Anisa >>

Arizka, apakah kau melihat dirimu? Apakah kau tau apa yang digerakan? Keberadaan kita tidak salah dalam ruang dan waktu ini? Saat mata memandangi dengan mata yang bergerak yang menggelitik daya, berbincang, berlarian. Aku mendengar suaramu, menyentuh, menanyai, membisikan. Ingatkah kau saat pertama kali jemari itu berjalan, menyapa, memegangi, mengitari, membangunkan. Kulit, pori-pori tidak sama lagi seperti semula. Aku tertawa gelisah. Setiap sebentar aku berusaha melihat, matamu mengatup diam, dinding – dinding yang baru disatukan. Berusaha menghindar tapi aku ingin lagi, tidak memaksa tapi datang memaksa, tidak, tidak, tidak. Tapi.. kata itu terlambat aku katakan. Kamu seperti laju kereta api, yang hanya berhenti saat mengisi, kembali berjalan, semuanya bergetar, bergetar. Aku tidak tahan lagi, semuanya tidak beraturan keluar saat sampai akhirnya.

Arizka>>

Tapi kamu sangat merasakannya?

Anisa >>

Ya, aku tahu..Arizka!! aku tidak akan mengatakan tidak..? Karena aku bukan orang yang munafik. Dan semuanya kita lakukan dengan penuh kesadaran>> apakah kau tidak menyadarinya? Ruang dan waktu ini tidak salah. Keadilan atau ketidakadilan? Pantaskah kita menanyakan itu? Banyak penolakan, ketidaksetujuan mereka..apakah kita pernah mendengarkannya? Kita menutup mata dan telinga, tapi mereka mendengar dan melihat. Walaupun aku dan kau tidak pernah memperdengarkan dengan jelas. Sebelum kesucian yang selalu kau banggakan ini, kita masing – masing punya kehidupan yang dilahirkan dalam rahim yang berbeda. Saat keluargaku tahu, siapa kita sekarang? Mereka menganggap kehilangan sementara, bahkan ayah dan ibuku>>anak perempuan yang mereka besarkan dan cintai sudah dianggap mati.

Arizka >>

Tapi bagiku kau tidak mati, kau ada dikejelasan realitaku dan dinding fikiranku. Aku sangat sadar siapa kita sekarang, karena kita adalah perempuan – perempuan yang suci. Kesadaran itu yang membuat pilihanku tidak pernah lama berada diantaranya. Dan ingatkah.. “kau dan aku adalah perempuan yang mengenal tuhan, sejak kecil dibesarkan dalam lingkungan agama (agama yang berbeda), setiap gerakmu selalu diawali dengan menyebut nama tuhan, meskipun sesungguhnya pribadi tuhan itu sulit untuk dimengerti oleh otak kita sebagai manusia. Mereka?

Anisa >>

Kita bukan perempuan – perempuan yang suci lagi bagi mereka.

Arizka >>

Aku tidak memperdulikan mereka, karena aku punya kau dan tuhanku. Dan kesucian kita hanya pribadi tuhan yang tahu.

Anissa >>

Arizka ..kita hidup bersama mereka.

Apakah kamu benar – benar tau,  jika kita adalah perempuan – perempuan yang suci bagi pribadi tuhan?

Arizka >>

Iya.. “kita adalah perempuan – perempuan yang suci” dan masih sangat jelas kata – kata itu tidak pernah hilang. Dan sampai sekarang kita masih memiliki dinding – dinding keperawanan.

Apakah kau masih ingat pertama kali kita bermain, bercanda, belajar, bahkan mandi bersama? Dan aku juga ingat setiap seminggu sebelum ulangtahunmu, orangtuamu mengajakmu ke rumah sakit untuk cek up kesehatanmu. Dan kau selalu bilang “aku sehat dan bebas dari penyakit”.  Apakah sekarang kau masih tetap sehat dan bebas dari penyakit?

Anisa >>

Semalam aku mimpi, aku datang menemuimu, dan kita berdialog  di malam ulangtahun mu.

Maafkan aku.. Arizka

Aku tidak membalas lagi perkataan mu,

Aku pergi meninggalkanmu..

Arizka >>

Apakah  itu berarti kita harus membuang jiwa lesbian kita sama seperti kita mebuang benci, bohong, licik, curang, tipu, egois, keangkuhan, dan penyakit hati lainnya? Membuang jiwa lesbian bukan kah sama artinya dengan membuang diri ini?

>> Anisa.. Anisa.. Anisa

anisarizka

anisarizka

catatan

kebenaran cerita ini tergantung mereka yang membaca..

apakah anisarizka ini benar – benar ada di dunia ini..

dan semua foto – foto anisarizka itu diperankan oleh model..

foto ini sengaja diblurkan untuk menjaga nama baik model..

David Darmadi


0 Tanggapan to “Anisa Arizka”



  1. Tinggalkan sebuah Komentar

Tinggalkan komentar


Mei 2009
S S R K J S M
 123
45678910
11121314151617
18192021222324
25262728293031

akumereka

kata prakata mereka

lemari penyimpanan

Blog Stats

  • 572 hits

<p style=”text-align:center;”><a href=”https://akumereka.wordpress.com/” target=”_blank”><img class=”aligncenter” style=”border:0 none #000000;” src=”https://akumereka.wordpress.com/files/2009/06/david.gif/” alt=”Akumereka” /></a></p>

David Darmadi

ratting

  • Tidak ada